Subhanallah

Subhanallah

Rabu, 16 Januari 2013

FLU yang harus diwaspadai para aktivis

FLU, baik penyakit yang sebenarnya atau akronim sangatlah perlu diwaspadai. keduanya sangat bisa membuat kta terbaring bermalas malasan dengan sengaja atau tanpa daya :)

pagi ini, dengan mengingat-ingat kembali apa yang an dengar 5 hari lalu di masjid DH, seorang ustadz yang saya lupa menyimpan nama dan identitasnya menjabarkan FLu yang dibawa dalam kajiannya, tak lain tak bukan adalah Futur, Lesu dan Uzla. untuk waspadanya yuk kita kaji bersama:

Futur dalam arti bahasa adalah lemah atau malas
Ar Raghib berkata "futur adalah diam setelah giat, lunak setelah keras, dan lemah setelah kuat"
dalam konteks amal dakwah, futur adalah suatu penyakit yang menimpa aktivis dakwah dalam bentuk rasa malas, menunda-nunda, berlambat-lambatan dan yang paling buruk ialah berhenti dari melakukan amal dakwah. sedangkan sebelumnya ia adalah seorang yang aktif dan beriltizam (rajin)

Gejala futur :
bermalas malasan dalam beribadah dan beramal
merasakan kekerasan dan kekasaran hati
merasa tidak bertanggung jawab terhadap beban dipundaknya
banyak perhatian terhadap dunia
banyak bicara terhadap hal hal yang tidak perlu
meremehkan dosa-dosa kecil
menunda nunda pekerjaan

sebab- sebab futur
berlebihan dalam agama
berlebihan dalam hal yang mubah
memisahkan diri dari jamaah
sedikit mengingat akhirat
masuknya barang haram ke dalam perut
tidak mempersiapkan diri menghadapi tantangan
berteman dengan orang-orang yang lemah
spontanitas dalam beramal
jatuh dalam maksiat

salah satu cabang dari futur adalah lunturnya aqidah, yang mana hal yang terindikasi sebagai pemicu utamanya adalah kekurang ikhlasan dalam beramal, yang bermula dari hati yang filtrasinya buruk ~bersihnya amal berasal dari seberapa bersih hati~,, dilanjutkan adanya kekecewaan dan sakit hati terhadap berbagai hal, keringnya ruhiyah (tarbiyah dzatiyah yang tak terjalan), dan lemahnya komitmen. 

dalam hal komitmen, mari kita masuk ke ranah terjal yang banyak di hindari sebagian besar orang, namun kita ,-sebagai insan yang optimis akan melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan diatas tebing nantinya-, akan membahas ini walau sekilas, yaitu tentang masuknya dakwah dalam washilah, bagaimana kita kini, saudara-saudara kita banyak menapaki dakwah dalam washilah-washilah yang mungkin akan menghentakkan beberapa pemikir/pelaku dakwah hingga timbul tanya "kenapa dia disana? apakah ia masuk golongan mereka?"
sesungguhnya jawaban ajeg yang akan diberikan adalah " keterbukaan kita dalam dakwah, bukanlah dalam arti cairnya sikap kita. kita membuka layar untuk menahkodai, walau angin membawa, tapi nahkoda masih tetap memegang prinsip. bahwa dalam hal aqidah, tetap kita yang masih menjaga izzahnya, masih murni dan tak ikut arus yang melenakan, yang alih-alih membawa kita pada tujuan, tapi malah kedalam badai tak berkesudahan yang membinasakan.

bahaya futur:
pengabaian amanah
gugur dari jalan dakwah
mengakhiri kehidupan dalam keadan futur

terapi
menjauhi maksiat dan keburukan
istiqomah dalam amalan harian
menjaga waktu-waktu tertentu untuk menghidupkan amalan

LESu adalah rasa lemah, lelah, dan letih
ciri-ciri:
sedikit energi, mudah lupa dan kurang sabar, sulit berkonsentrasi, gelisah, stamina turun, sulit tidur, dan menjadi lebih sensitif, dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.

UZlah : mengasingkan diri
uzlah tidak lah sepenuhnya negatif, namun uzlah yang dibenarkan haruslah diniatkan karena Allah Ta'ala dengan maksud menjaga keselamatan  orang lain dari peragai buruknya, dan bukanlah bermaksud menjaga dirinya dari keburukan orang lain
- batas ini ane jadi teringat obsesi masa kecil ane untuk hidup damai dan bahagia dengan segenap keluarga didalam indah dan nyamannya dunia hijau beserta berbagai satwanya, tentu saja masih dengan fasilitas lengkap peradaban modern, kalau tidak mau dibilang sebelas duabelas dengan kehidupan tarzan, heum, kerasnya hidup di perantauan menstimulus pikiran ini, mungkin -
lanjut pada bahasan : niatan pertama haruslah dipisahkan dengan niatan yang kedua, karena pada niatan pertama, hal yang tersirat adalah wujud sikap rendah hati/ tawadhu' yang sangat dianjurkan dalam keseharian iman kita. sedangkan niatan yang kedua menunjukkan sifat sombong yang ada pada diri...
-astagfirllh,,, tapi bukan niatan ane kecil begithu-
dan masih bersama ustadz yang beliau berkata "bahwa orang-orang yang bersabar dalam lingkungan yang penuh maksiat, lebih baik dari orang yang mengasingkan diri/menghindar"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

diharapkan masukannya, agar lebih baik lagi ^_^,,