Subhanallah

Subhanallah

Kamis, 20 Desember 2012

Pengelolaan Usaha Perkebunan

Usaha perkebunan merupakan usaha primer, sangat variatif dan sangat tergantung pada komoditas yang diusahakan. Pengelolaan usaha perkebunan mencakup : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengevaluasian, pengendalian

Perencanaan produksi meliputi:
1. penentuan komoditas
2. pemilihan lokasi dan penempatan fasilitas
3. skala usaha pertanian
4. perencanaan proses produksi pertanian

Perencanaan Komoditas Pertanian : komoditas prioritas utama adalah tanaman bernilai ekonomi tinggi dengan pertimbangan pemasaran. pertimbangan selanjutnya yang tak kalah penting adalah kesesuaian dengan lokasi produksi dan wilayah pemasaran. komoditas terpilih kemudian dipilih varietasnya yang sesuai dengan kondisi topografi dan iklim lokasi perencanan.

Pemilihan lokasi dan penempatan fasilitas :pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah 1) ketersediaan tenaga kerja, 2) ketersediaan prasarana dan sarana fisisk penunjang, 3) lokasi pemasaran, 4) ketersediaan intensif wilayah, 5) kesesuaian lahan terhadap syarat tumbuh komoditi.

Skala usaha tani : pertimbangan luasan lahan yang akan diusahakan

Perencanaan Proses Produksi Pertanian : apakah pertanian dilakukan dalam jangka pendek atau panjang. perlu suatu penyusunan kasar pada praperencanaan yang meliputi : komoditas apa yang harus diusahakan, lokasi mana yang akan diusahakan, pertimbangan fasilitas dan skala usaha --> rencana spesifik menyangkut kebutuhan inpit-input serta kelengkapan produksi.

Poin Besar dalam perencanaan proses produksi:
- penjadwalan proses produksi
- biaya produksi
- perencanaan pengadaan input dan sarana produksi

Rabu, 19 Desember 2012

Pengelolaan Lahan (kering) Terpadu


Lahan Kering :
hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi.
tipologi lahan ini dapat dijumpai dari daratan rendah (0-700 m dpl) hingga daratan tinggi (.700 mdpl)
sifat:
kelengasan tanah < kapasitas lapang
fluktuasi lengas tanah dipengaruhi:
- cuaca (hujan penentu utama)
- keadaan fisiologi
- pengelolaan tanah
proses biologi dan kimia tanah dalam keadaan aerob

tanah pada lahan kering sebagian besar berupa tanah ultisol inceptisol/aluvial alfisol dan oksisol.
ciri-ciri ultisol:
- pH rendah : ketersediaan hara menurun, perombakan Bo/aktifitas biologi terhambat
- kejenuhan Al tinggi, kemungkinan besar Fe dan Mn aktif tinggi : dalam jumlah banyak meracuni tanaman
- liat beraktifitas tinggi dan bermuatan terubahkan : daya sangga tanah rendah sehingga daya simpan kation rendah menyebabkan efisiensi pemupukan rendah --> kation mudah terlindi dan pH sukar diperbaiki
- daya semat P tinggi : P tak tersedia bagi tanaman dan efisiensi pemupukan rendah
- kejenuhan basa rendah : tanah miskin hara makro (K, Ca, dan Mg) dan mikro (Cu)
- kadar BO rendah : kandungan N, S dan P rendah, lapisan atas tanah rentan erosi
- daya simpan air terbatas : tanah mudah kering, efektivitas tanah dalam menyalurkan unsur hara terganggu
- jeluk efektif tanah terbatas : aliran perkolasi rendah menyebabkan aliran permukaan meningkat, lempung mengumpul dipermukaan -- bobot tanah naik --- mudah longsor, volume tanah yang dapat dijangkau akar terbatas - tanaman mudah roboh
- derajad agresi zarah2 debu dan lempung rendah : rentan erosi (berlereng), menghambat perkecambahan, peresapan air filtrasi, difusi O2 dan CO2
- kemantapan agregat rendah

solusi penanganan lahan kering dengan segala keterbatasannya adalah dengan penerapan teknologi tepat guna, sebagai berikut:

®Pengelolaan kesuburan tanah,
®Konservasi dan Rehabilitasi lahan,
®Penanganan  air pertanian,
®Penggunaan varietas unggul
®Strategi sosial ekonomi 
®Identifikasi spesifik lahan

(penjelasaan secara rinci insylh di entri baru ^_^)

Pengusahaan Lahan Kering

1. Perladangan Berpindah

Sistem pertanian sederhanan tanpa Input kedalam kegiatan pertanian, dengan memanfaatkan kesuburan lahan yang terbentuk secara alami.

Proses dalam perladangan berpindah meliputi : penebangan hutan -- pembakaran sisa tumbuhan -- pembersihan lahan. akibat proses yang dilakukan ini biasanya produksi tanaman pada tahun pertama sangat rendah disebabkan karena hara yang tercuci dan immobilisasi. kenaikan produksi biasanya terjadipada tahun ke 2 dan 3 yang selanjutnya akan mengalami penurunan kembali secara eksponensial, hingga betul-betul kesuburannya menjadi rendah dan ditinggalkan.

lebih lanjut penjelasan tentang rendahnya produksi pada tahun pertama dan meningkat pada tahun ke dua dan ketiga tanpa input dapat dilihat pada skema dibawah ini:
pembakaran yang dilakukan -- merusak horison O yang kaya bahan organik -- terpaparnya horison A oleh matahari -- meningkatkan dekompisisi bahan organik -- dalam waktu 2 tahun terjadi pembeuran batas horison

terbentuknya kembali kesuburan tanah dalam 2 tahun setelah pembuakaan lahan dipercepat dengan keadaan iklim, daerah dengan spesifikasi tropis basah biasanya memiliki tingkat pemulihan yang lebih cepat. Namun pemulihan kesuburan tanah  setelah pemanfatannya sebagai lahan berpindah tak kurang dari 10 - 20 tahun untuk bisa dipakai kembali. semakin lama pengusahaan pertanian diatasnya, semakin lama waktu yang diperlukan untuk memulihkan kesuburannya.

Dampak perladangan Berpindah:
1. menyebabkan terbentuknya iklim mikro
2. perubahan kelengasan tanah
3. terjadinya perputaran hara dan aktivitas biologi tanah
4. terjadi penurunan bahan organik
5. kemampuan penahanan air terganggu
6. berubahnya daya penahan hara
7. penurunan ketahanan tanah terhadap erosi

Dampak turunan yang terjadi akibat penurunan Bahan Organik dalam tanah :
- penurunan ketahanan agregat
- perusakan pori mikro dan pengompakan tanah
- penurunan sifat kimia tanah
- penurunan KPK

pada prosesnya perladangan berpindah sangat tidak ramah terhadap keberlangsungan lahan, sehingga perlu pemecahan masalah yang diharapkan memberikan dampak positif baik kepada objek pertanian dalam hal ini lahan dan subjek pertanian yaitu petani. salah satu hal yang telah diupayakan yaitu pertanian menetap dengan teknologi konservasi.

2. Pertanian Menetap

Sistem pertanian ini sesuai dengan namanya diusahakan secara menetap yaitu memanfaatkan lahan pertanian dengan segala kondisinya, memasukkan input input yang diperlukan untuk pembenahannya guna mendapatkan produksi yang baik.

pertimbangan-pertimbangan yang harus diambil dalam pengusahaan lahan kering sebagai pertanian menetap diantaranya adalah:
- kemiringan lahan
- percepatan dekomposisi bahan organik
- pertahanan lahan dari erosi
- jenis tanaman yang diusahakan
- penerapan agroforestry

Pada perkembangannya, pengusahaan lahan secara menetap semakin diharapkan untuk lebih ramah terhadap lingkungan sebagai cadangan kehidupan yang berkelanjutan. Dalam hal ini pertanian dengan input kimia secara berlebihan yang telah banyak dilakukan demi peningkatan produksi tidak dianjurkan, dan sebagai gantinya pertanian organik menjadi solusi yang harus dilakukan. Input dalam  pertanian organik lebih ditekankan pada bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, sehingga pertanian berkelanjutan merupakan hal yang tidak mustahil untuk diharapkan. pemasukan input dalam pertanian organik dapat dilakukan dengan: 1) pendauran hara dalam usaha tani dengan sumber-sumber dari luar usaha tani, 2) pendauran hara dalam usaha tani dengan memanfaatkan sisa pertanaman dan ternak degan pengomposan yang akan dikembalikan kedalam tanah, 3) pendauran hara dalam petak tanaman (penanaman legum)

Kedepannya, pengusahaan lahan kering yang diajurkan adalah :
1. perkebunan
2. peternakan dengan pengembalaan bergilir
3. pertanian pangan dengan sistem hutan tani
4. pertanian pangan dengan ternak
5, pertanian pangan dengan menerapkan bioteknologi tanah

diharapkan dengan pilihan dari salah satu pemanfaatan lahan kering diatas Pertanian Berkelanjutan akan terealisasi... ^_^,, semangat pemuda !!!