akankah kita akan terjebak pada rutinatas diatas setiap kali datang ujian?
seakan menahan nafas, dan tergesa melewati setiap rintangan menghadang,
dan keluar dengan kata jera yang tak terhingga
sampai kita merasa tak mau lagi seperti itu,
dan apakah perasaan terakhir ini akan membantu dikedepannya?
apakah sikap jera akan berpengaruh pada jeranya ujian menghampiri
dan jika iya,,, bagaimanakah posisi kita jika tak ada perkara yang menghampiri?
bagaimana kualitas kita?
bukankah suatu besi, semakin lama ditempa akan menghasilkan pedang dengan kulitas baik
dan jika iya,,, bagaimanakah posisi kita jika tak ada perkara yang menghampiri?
bagaimana kualitas kita?
bukankah suatu besi, semakin lama ditempa akan menghasilkan pedang dengan kulitas baik
jikapun kita tak mengucap jera, bagaimana pula sebaiknya kita menyikapi ujian...
akankah, perasaan tergesa dan tertekan berulang-ulang
meninggalkan ketaknyamanan yang semakin besar, atau jera yang tertahan hingga tak tahu kapan saatnya akan meledak begitu saja,,, dan kalaupun meledak, tak kita inginkan ia meledak dipenghujung usia kita, meninggalkan makna penghambaan yang kita takutkan...
bagaimana bagusnya...
tentu saja kita sama-sama tahu jawabannya,
"kualitas baik dengan proses yang tak meninggalkan jera"
yah,,, ringan sih jika hanya dibaca dan ditulis
namun seringkali kita tenggelam dalam ketakutan yang jika di lihat ulang, intensitas dan kekuatannya sama dengan ketakutan yang kita rasakan pada kejadian-kejadian yang mungkin mirip dimasa lalu.
simpelnya, seperti saat UAS semester 2, sama deg degannya dengan UAS semester 1
hingga persiapannya sok lebay dengan segala "kopean" dan muslihat
artinya kita tuh kan takut banget dengan sesuatu yang sama dan kesimpulannya yah kayak gak meningkat githu kualitas diri...
dan contoh lainnya masih banyak lagi, kayak presentasi diakhir semester yang sama groginya dengan presentasi di awal semester, yang audiensnya relatif sama....
dont worry, yang nulis juga masih sering kayak githu,,, tapi sekarang lagi mencoba berfikir,, bagaimana menemukan jalan keluar,,, agar diri ni bebas dari jera,,,
dan contoh lainnya masih banyak lagi, kayak presentasi diakhir semester yang sama groginya dengan presentasi di awal semester, yang audiensnya relatif sama....
dont worry, yang nulis juga masih sering kayak githu,,, tapi sekarang lagi mencoba berfikir,, bagaimana menemukan jalan keluar,,, agar diri ni bebas dari jera,,,
saya fikir, jika kita sampe pada tahap itu, insyaAllah,,, selain jadi "sebilah pedang pilihan" banyak sisi positif yang ikut kebawa, kita jadi pribadi santun yang menyikapi ujian sebagai hal yang dilewati dengan santai tanpa ketergesaan, yang akan dengan mudah menjadikan HATI kita dengan anggunnya menangkap HIKMAH-HIKMAH liar. keanggunan langkah membuat MATA kita melihat jalan yang seharusnya ditempuh, atau bahkan sadar akan jalan-jalan alternatif lain yang mungkin lebih mudah dilewati. dengan jalan yang semakin banyak terbuka, akan menghindarkan TANGAN dari berbuat yang tak layak dilakukan. hingga pada satu titik, hati kita menjadi tentram akan apa yang kita lakukan, MEMPESONA dalam setiap langkah, semakin BERKILAU dalam setiap tahapan.
bagaimanakah caranya???
mungkin kawan punya jawaban yang lebih mengena...
mari kita share kan... bagaimana menjadi lebih berkualitas dalam setiap tahapan
mungkin kawan punya jawaban yang lebih mengena...
mari kita share kan... bagaimana menjadi lebih berkualitas dalam setiap tahapan
jangan membuat hati tak naik tingkatan
hingga jera yang kluar itu bukan karena beratnya ujian, tapi karena ujiannya itu-itu aja
mungkin jawaban saya bukan jawaban
tapi hal inilah yang baru terfikir pada kepala saya
melintas-lintas liar, ingin dituliskan disini untuk dibaca oleh kawan
tak lain tak bukan adalah dengan "BERSAHABAT DENGAN UJIAN"
bagaimana kita menyikapi ujian sebagai teman yang layak disambut
dilalui dengan sepelan mungkin, diteliti ceruk-ceruknya, dikuliti hikmah yang terkandung didalamnya
di syukuri datangnya, hingga HIKMAHnya menenggelamkan kita pada titik kedewasaan
dan dengan relanya memberikan BEKAL bermanfaat untuk tempaan yang semakin berat kedepannya
yah, kawan... jadikan ujian itu hal yang menyenangkan, bukan hal yang ditakuti dan disambut dengan istigfar,, tapi juga alhamdulillah,,,
yah, kawan... jadikan ujian itu hal yang menyenangkan, bukan hal yang ditakuti dan disambut dengan istigfar,, tapi juga alhamdulillah,,,
bagaimanapun, MUTIARA YANG BERKULITAS ADALAH MUTIARA DENGAN TEMPAAN YANG LAMA,
bagaimanapun, PEDANG YANG TAJAM HARUS MELALUI TEMPAAN YANG SEMAKIN BERAT
bagaimanapun, masa yang akan datang akan lebih sulit
bagaimanapun ujian itu akan selalu ada_sampai kita menemui-Nya
tinggal pilih kawan, kita melewati ujian sebagai orang yang biasa saja
yang khawatir dan ragu akan hadirnya, kehilangan moment-moment hikmah yang terkandung didalamnya
atau pribadi luar biasa, yang mencoba mendaki pada naik pada tiap tahapan ujian, menghilangkan ketergesaan jiwa, menikmati naiknya adrenalin pada tiap ujian, menjadi PRIBADI YANG BEBAS was was akan datangnya ujian, menjadi PRIBADI BEBAS JERA dan BEBAS GROGI dalam menyikapi maslah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diharapkan masukannya, agar lebih baik lagi ^_^,,