A. Pengertian dan Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Menurut Arifin, dkk., “ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca”. Selain itu, pengertian ejaan yang dikemukakan oleh Finoza, menyatakan bahwa “ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan".
Dari berbagai perspektif pengertian ejaan sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian ejaan adalah seperangkat aturan mengenai bahasa dalam hal penulisan, mencakup berbagai materi yang berkaitan di dalamnya.
Sebelum diberlakukannya Ejaan yang Disempurnakan pada tanggal 16 Agustus 1972, terdapat tiga ejaan lainnya, yaitu, Ejaan van Ophuijsen (Diresmikan pada tahun 1901), Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947), dan Ejaan Melindo (Diresmikan pada akhir 1959). Namun, seiring dengan perkembangan politik, Ejaan Melindo urung diresmikan.
Ejaan yang berlaku sekarang merupakan hasil revisi dari Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum pembentukan istilah pada tanggal 9 September 1987 berdasarkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987.
CONTOH PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA
Ejaan van Ophuijsen
(1901)
|
Ejaan Soewandi
(19 Maret 1947)
|
Ejaan Yang Disempurnakan
(16 Agustus 1972)
|
Djaroem
|
Djarum
|
Jarum
|
Gajoeng
|
Gajung
|
Gayung
|
Pantjoeng
|
Pantjung
|
Pancung
|
Choesjoe
|
Chusju
|
Khusyu
|
Njioer
|
Njiur
|
Nyiur
|
B. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan mencakup 5 aspek, yaitu: (1) pemakaian huruf, mencakup 5 masalah, yaitu abjad, vokal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri; (2) penulisan huruf, meliputi 2 bahasan, yaitu huruf kapital dan huruf miring; (3) penulisan kata, meliputi kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti (kau, mu, dan nya), kata depan (di, ke, dan dari), kata sandang (si dan sang), partikel, singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan.; (4) penulisan unsur serapan, membicarakan tentang cara penulisan unsur serapan; dan (5) pemakaian tanda baca (pungtuasi), membahas tentang penggunaan tanda baca dari tanda titik (.) sampai tanda penyingkat (‘).
1. Pemakaian Huruf
a. Abjad
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut.
Huruf
|
Lafal
|
Huruf
|
Lafal
|
Huruf
|
Lafal
| |
A a
B b
C c
D d
E e
F f
G g
H h
I i
|
[a]
[be]
[ce]
[de]
[e]
[ef]
[ge]
[ha]
[i]
|
J j
K k
L l
M m
N n
O o
P p
Q q
R r
|
[je]
[ka]
[el]
[em]
[en]
[o]
[pe]
[ki]
[er]
|
S s
T t
U u
V v
W w
X x
Y y
Z z
|
[es]
[te]
[u]
[ve]
[we]
[ye]
[zet]
|
b. Huruf Vokal
Huruf vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas 5 huruf, yaitu: a, e, i, o, dan u. Contoh penggunaan huruf vokal dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
Huruf Vokal
|
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
A
e*
i
o
u
|
Air
ekor
elus
iba
obat
undi
|
cabik
deka
lebam
dia
bola
suka
|
bunga
pare
ide
ubi
calo
baju
|
Dalam pelafalan kata, ada yang berbeda. Jika menimbulkan keraguan, dalam penulisan dapat digunakan tanda aksen.
Contoh:
Setiap hari senin, sebelum mulai bekerja, dilakukan apel (apél) di departemen masing-masing.
Mengkonsumsi buah apel secara teratur dapat membuat aroma nafas menjadi segar dan gigi menjadi putih.
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia berjumlah 21 huruf yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Untuk lebih jelas, dapat melihat contoh penggunaan huruf konsonan di bawah ini.
Huruf Konsonan
|
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
B
C
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q
r
s
t
u
v
w
x**
y
z
|
badan
cantik
denah
faktor
gusi
hantu
jalan
kursi
lemari
minum
nasi
pria
quran
rumah
sakit
tidur
usia
vanilla
waktu
xilem
yatim
zaman
|
Kabut
Baca
kadal
sifon
bagi
bahan
meja
makan
tulis
lempar
mundur
sepak
-
kerja
masalah
untuk
kasus
larva
kawan
-
yayasan
azab
|
kitab
-
akad
khilaf
dialog
sudah
falaj
rusak
masal
malam
turun
tatap
-
keluar
-
tangis
tamat
kayu
-
-
-
Lafaz
|
*Huruf k di sini bukan dilafalkan “k” tapi melambangkan bunyi hamzah.
**Khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
d. Huruf Diftong
Diftong merupakan gabungan dari dua huruf vokal yang berurutan - harus dalam satu suku kata - menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
Huruf Diftong
|
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
ai
au
oi
|
air
aurat
-
|
lain
saudagar
koin
|
damai
kacau
konpoi
|
Apabila vokal berurutan ai, au, dan oi terdapat dalam kata yang pelafalannya sama dengan penulisannya, maka vokal beruntun itu bukan diftong.
Contoh:
warnai dilafalkan [warnai] (bukan [warnay])
bau dilafalkan [bau] (bukan [baw])
e. Huruf Diagraf
Huruf diagraf merupakan gabungan dua huruf konsonan yang menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang membedakan arti. Dengan berpedoman pada Ejaan yang Disempurnakan, setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya secara lafal Indonesia, termasuk singkatan kata yang berasal dari bahasa asing. Sedangkan penutur yang menggunakan bahasa asing, maka pelafalannya disesuaikan dengan pelafalan dalam bahasa asing tersebut. Misalnya, jika seseorang sedang berbicara bahasa inggris, maka pelafalan mengikuti bahasa inggris.
Contoh:
Kualitas beras impor tidak jauh lebih baik dari kualitas beras lokal
The quality of import rice not better than from local rice
Huruf Diagraf
|
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
kh
ng
ny
sy
|
khilaf
ngeri
nyonya
syarat
|
Makhluk
penggal
minyak
musyawarah
|
-
-
-
-
|
f. Pemenggalan Kata
1) Ketentuan pemenggalan kata dasar: (1) jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal itu kecuali jika huruf vokal itu merupakan diftong; (2) jika ditengah kata ada huruf konsonan, maka pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut; (3) jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang beruntun, maka pemenggalan dilakukan diantara kedua konsonan tersebut kecuali dua huruf konsonan yang beruntun itu adalah diagraf; dan (4) jika ditengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan yang beruntun, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua.
contoh:
Kata Dasar
|
Pemenggalan yang Salah
|
Pemenggalan yang Benar
|
Kuil
damai
kacau
santai
pintu
pangkal
siram
konstruksi
|
-
da-ma-i
ka-ca-u
san-ta-i
-
-
si-ra-m
-
|
ku-il
da-mai
ka-cau
san-tai
pang-kal
pin-tuk
si-ram
kon-struk-si
|
2) Imbuhan (awalan dan akhiran), termasuk yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dipenggal sebagai satu kesatuan.
contoh:
Kata Dasar
|
Pemenggalan yang Benar
|
Merasakan
Membaca
Pikiran
Hitungan
|
Me-rasa-kan / me-ra-sa-kan
Mem-baca / mem-ba-ca
Pikir-an / pi-kir-an
Hitung-an / hi-tung-an
|
3) Jika data terdiri atas lebih dari satu unsur bebas, dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu, atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
contoh:
Kata Dasar
|
Pemenggalan yang Benar
|
ekosistem
supranatural
|
(1) eko-sistem atau (2) eko-sis-tem
(1) supra-natural atau (2) sup-ra-na-tu-ral
|
4) Khusus untuk kata yang mengandung sisipan (-el-, -em-, -er-, -in-) pemenggalannya dapat dilakukan dengan dua cara: (1) mempertahankan sisipan dalam satu suku kata sehingga sisipannya tidak terpenggal; (2) tidak mempertahankan sisipan dalam satu suku kata.
contoh:
Kata Dasar
|
Kata Bersisipan
|
Pemenggalan
|
tapak
tunjuk
jari
sabut
|
telapak
telunjuk
jemari
serabut
|
( 1) tela-pak atau (2) te-lapak
(1) telun-juk atau (2) te-lunjuk
(1) jema-ri atau (2) je-mari
(1) sera-but atau (2) se-rabut
|
5) Nama orang tidak boleh dipenggal atas suku-sukunya dalam pergantian baris. Yang dibolehkan adalah memisahkan nama orang itu atas unsur nama pertama dan unsur nama kedua dan seterusnya.
g. Penulisan Nama Diri
Penulisan nama diri, nama sungai, gunung, jalan, dan nama lainnya harus disesuaikan dengan EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut adat, hokum, atau sejarah.
Contoh penulisan yang sesuai dengan EYD:
Tangan adik tertusuk jarum
Guruku bernama Sukarno
Contoh penulisan dengan pertimbangan khusus:
Laki-laki itu terlihat membeli rokok Djarum Super
Pada hari senin, Andi menjemput ayahnya di Bandara Soekarno Hatta
1)Penulisan nama diri, unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan simbol dalam matematika, lambang huruf yang digunakan adalah x.
Contoh:
Xenon, Selex (nama diri)
Xilem (istilah ilmu pengetahuan)
2)Penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang digunakan adalah ks.
Penulisan yang salah
|
Penulisan yang benar
|
Textile
extra
faximile
|
tekstil
ekstra
faksimile
|
Selain itu, untuk penulisan nama orang, diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan ketentuan dari yang memiliki nama tersebut meskipun tidak sesuai dengan ketentuan EYD. Hal ini yang terkadang menyebabkan kesalahan dalam pelafalan ejaan.
Contoh:-Cindi-Cindhi-Cindy-Chindi-Cindie-Chindie-Sindi-Sindy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diharapkan masukannya, agar lebih baik lagi ^_^,,