sungguh melangkahku sebenarnya terobsesi akan keberadaan mu
lewat cerita teman teman ku
-
menemukanmu dalam kikuk draft pengenalan yang formal
setelah kegamangan oleh amarah pribumi pengendara
sungguh aku tak siap mental menemuimu dalam keadaan itu..
apakah kau menemukanku jua kala itu?
aku membuat janji pertama pada mu..
menetapkan tinggal atau tidak...
simpulku merekah penasaran untuk mu
--
menyerah draf penetapan diri pada mu
dengan sedikit ragu...
mengumpul keberanian untuk improve...
dan hari itu kami mengambil gambar...
sedikit menyadari keanehan dari pengambilnya... raja diraja yang tak kuduga
dan ternyata baru kusadari engkau memposisikan diri dibelakang diri
---
sehari bersama mu dalam bahasa orang lain
merasa suka akan bimbingan mu
menimpali celoteh nakal teman disekitar
menangkap lamunan pun tawa mu
sedikit tersinggung dengan kemampuan minim diri..
kecut membayang pada keseriusanmu dalam kelemahan ku
----
tercengkram penat oleh ingatan yang tak bersahabat akan materi pagi
ingin rasanya lari saat melafal keterasingan bahasa
mencari mata lembutmu tak ada
aku membuat janji kedua tentang keterlambatan
duduk didekatmu dalam cekam keterpaksaan...
menatap tak sengaja dalam ruangan,,
ada tatap nakal diraja...
apa urusan???
-----
sore yang hilang tanpamu
terganti diraja yang begitu menggelikan
sejak kapan menemukan julukan
menetapkan tanpa persetujuan
menyenak dalam ketakutan peran..
merasa terganggu namun sedikit tersanjung
hingga seminggu kemudian dalam sore yang terpaksa di selubung kecamuk kecemburuan yang mulai membakar dari teman
hingga malam-malam yang penuh dengan keriuhan...
menyepikan hati dalam keramaian
mencari wajah pertolongan mu yang kian tak kutemukan...
------
entah bagaimana sistem dapat berganti untuk kami
merasa diperhatikan sedemikan rupa, namun tak bangga dalam keterpurukan point
yang meninginkan peningkatan tapi tak kunjung datang
mood sehari tergantung pada jumlah skor pagi..
hingga suatu titik aku merasa tercerahkan...
melonjak.. tak terlalu tinggi namun sempat kudapatkan senyuman itu,,
mengisi semangat dengan senandung yang ku rapal serius..
bukan sekedar membuka mulut,, dan mengumbar nada
pelafalan yang benar ku kejar... walau patah mematah
aku sedang belajar...
hingga ketakutan akan kejatuhan dan hilangnya senyuman lebih menghantuiku dibandingkan dengan pembelajaran... fokusku hilang
dan banyak kunang-kunang yang meminta cahaya pada bintang...
aku terganggu...
-------
makin tenggelam dalam kubangan kisah ini
aku lemas hilang harap di hari terakhir
banyak sekali kalimat yang aku merasa tertuju pada ku
pemilihan kata yang kurasa hanya aku yang megerti
namun ku lewati saja
toh... mungkin itu hanya perasaanku saja..
tak ingin lebih patah hati...
keegoisan tak menerima kekalahan
aku ingin memberi setelah menerima,,,
bercakap sekedar dalam kekikukan yang kaku
berpamitan dalam bahasa yang kuupayakan
hingga aku menemukan lambaian tangan dari nya
~~~
menetes deraslah air dari mata
berpamit pada diraja yang bak kakak memberi pengayoman
kenapa begitu pilu dalam pisah yang tak temu
~~~~~~~
diamana ia... dimana diraja... dimana aku
ketika gerbang desember terbuka
aku memutus untuk tak menempati space ini lagi
tak mengusaha untuk menyambung,,, ingin ku... tapi kurasa cukup sampai disini
Subhanallah
Minggu, 30 November 2014
Jumat, 28 November 2014
Bahwa Aku Adalah Cahaya
bahwa aku adalah cahaya,,,
seperti tiap kali orang menanyakan apa arti dari sebuah nama...
bahwa aku adalah cahaya,,,
seperti mimpi-mimpi dalam tidurku mampu mengangkasa
bahwa aku adalah cahaya...
seperti harapku menyinari sekitar di terangnya
_
sampai suatu masa
entah mengapa obsesiku menuntun kepadanya
menemukan nya dalam kediaman yang mencair
dan keriangan yang tak terbantahkan...
masih dalam diam... kau melambaikan tangan...
*baru terpikir olehku apakah kau terluka?
ketika memaksa keluar dari kebekuan histori hidupmu ...
kala sekitarmu menghujat kerianganmu
_
sampai suatu masa...
kau menemukanku tersesat dalam linangan air
mengenalku lewat julukan...
aku merasa siapa aku dengan perlakuanmu itu...
membuatku merasa lebih...
sedikit lega dalam keterpurukan
namun tak bisa membuatmu bangga selain karena aku adalah cahaya
_
hingga kau menyadari siapa aku dari perlakuannya
mengendap jahat sedemikian rupa
mengingin petik tanpa tangan
membanding dua dalam sekenanya, entah benar
mengganggu dalam bisik kilat
menyenandung julukan dengan nyata
mendramakan rasa sedemikian rupa
_
dan kau tak mengapa diam dibelakang
mengamat pilu sambil lalu
mencermati gerak sambil merapal gumam
menyaran dengan geleng tak tertahan
_
dan aku adalah cahaya
meninggalkan mereka semua dalam kilaunya
yang kupintakan hingga ke surga...
seperti tiap kali orang menanyakan apa arti dari sebuah nama...
bahwa aku adalah cahaya,,,
seperti mimpi-mimpi dalam tidurku mampu mengangkasa
bahwa aku adalah cahaya...
seperti harapku menyinari sekitar di terangnya
_
sampai suatu masa
entah mengapa obsesiku menuntun kepadanya
menemukan nya dalam kediaman yang mencair
dan keriangan yang tak terbantahkan...
masih dalam diam... kau melambaikan tangan...
*baru terpikir olehku apakah kau terluka?
ketika memaksa keluar dari kebekuan histori hidupmu ...
kala sekitarmu menghujat kerianganmu
_
sampai suatu masa...
kau menemukanku tersesat dalam linangan air
mengenalku lewat julukan...
aku merasa siapa aku dengan perlakuanmu itu...
membuatku merasa lebih...
sedikit lega dalam keterpurukan
namun tak bisa membuatmu bangga selain karena aku adalah cahaya
_
hingga kau menyadari siapa aku dari perlakuannya
mengendap jahat sedemikian rupa
mengingin petik tanpa tangan
membanding dua dalam sekenanya, entah benar
mengganggu dalam bisik kilat
menyenandung julukan dengan nyata
mendramakan rasa sedemikian rupa
_
dan kau tak mengapa diam dibelakang
mengamat pilu sambil lalu
mencermati gerak sambil merapal gumam
menyaran dengan geleng tak tertahan
_
dan aku adalah cahaya
meninggalkan mereka semua dalam kilaunya
yang kupintakan hingga ke surga...
Kamis, 27 November 2014
bagaimana mu
bagaimanapun reaksi ini merupakan pengaruh perlakuan yang diberikan...
jangan salahkan air yang mengalir
karena mungkin pemicunya sikap pengadukan yang salah
mencampurkan bahan yang salah
mungkin saja bisa fatal
namun lebih melegakan dari pada memikirkannya semalaman
dan tenggelam dalam ledakan kemungkinan-kemungkinan
dan jangan menuduh orang lain yang datang setelah percobaanmu selesai,
sebagai mentari kesiangan
bisa saja ia bintang yang memang kesiangan :P
hanya beberapa orang yang melihatnya...
dan ia sangat bahagia ada dirimu yang menemukannya
sebagai timur barat mu
dan berfikir ia milikmu
tak sepenuhnya...
keterambilannya menakutkannya
mungkin saat disamping
ia merasa tak berfungsi seharusnya sebagaimana penunjuk arah
maka ia berdiam dalam bahagia sinarnya
tak mengiyakan uluran tangan mu yang menuntun turun
takut sinarnya meredup
dan gelaplah jalan mu...
ini tentang ku
Rabu, 26 November 2014
"Ekspedisi Kaba" with rekan Sekolah Alam Indonesia Bukit Siguntang Palembang
November 14-16, 2014,
alhamdlillah, diberi kesempatan oleh Allah untuk mentadabur indah dari ketinggian 2010 mdlp... puncak kaba... lubuk linggau
wiiiie.. super sekali deh... bareng rekan rekan di Sekolah Alam Indonesia Bukit Siguntang palembang... sungguh pengalaman yang ingin diulang kembali... tentu saja dengan puncak ketinggian yang berbeda,,, hem sedikit foto yang bisa diambil.. terkendala memori media yang terbatas,, hems,,, sempet nyesel karena sedikit momen yang bisa diabadikan...
sekarang ni lagi mikir mau muncak kemana lagi ya...
sungguh kenyataan ini membuat ku berfikir akan mimpi yang mulai terbersit di hati...
awal kuliah yang hanya bisa mandang make muka pengen pake banget ke himpunan tetangga...
pengen banget ngerasain petualangan yang sering kali mereka ciptakan...
tapi ditahan aja soalnya kayak ngeri githu auranya,,, lewat depan secret mereka aja rasanya sudah beda... (lebay)...
petualangan lain si sering tercipta dan kadang memang kami buat, tapi untuk pengalaman muncak, yang benar-benar "climb" baru ini ni... bawa ransel yang super besar,,, naik hujan-hujan, menurun curam, liat kawah mati dan kawah yang masih hidup, wudhu dengan air dingnnya danau dalam kawah, menyungkur sujud di lantai kawah, dan turun kembali menjelang fajar...
sangat singkat sieee... tapi insyaAllah tak mengurangi esensinya...
bayangkan saja jum'at sore ba'da belajar bersama kawan-kawan kecil di SAI BUSI, saya baru menyiapkan perlengkapan muncak, menyusunnya dalam tas pinjaman (^0^') sore itu juga,,, mengejar jam keberangkatan kereta dengan hati berdebar karena waktu yang sudah mepet... (makasih banget ni sama pak Ghofur... sdh mengantar kami dengan kemudi kilatnya... bikin nahan nafas sampai terbesit pikiran.. jikalau kami tak ditakdirkan untuk muncak,,, haaa...)
pejalanan kereta yang cukup spesial... beberapa kawan membuat kemah darurat dilantai gerbong dengan matras gulung... haaa... menyiapkan tenaga untuk pendakian...
kami sampai di kota tujuan fajar... hemsss... udara sudah terasa dingin disini... keluar stasiun mobil carteran sudah menunggu, beberapa saat melaju kami mampir di warung untuk menghangatkan semangat... ada tanda mata yang kami tinggalkan berupa gores tangan di karton... bersama goresan anak-anak mapala dan pengunjung lain yang lain waktu mengunjungi warung itu... saya mengira semua penggoresnya adalah rombongan pendaki...
saya nemuin bunga ini dibelakang warung... ^^
hampir siang kami memlai pendakian... selangkah demi selangkah... kalau membayangkan puncak.. rasanya tak terasa... beberapa track yang curam cukup memacu adrenalin... sampai dipuncak menjelang asyar.. kami rehat dan membuka bekal,, menikmati rendang di puncak bukit... ^^
mendirikan tenda dan menyusun tempat bermalam, kami melanjutkan pendakian... kali ini tanpa ransel... alhmdllh.. :P
dperjalanan hujan mengguyur... hems... tambah dingin.. untung saja cuma sebentar... tempat pertama adalah kawah mati... melewatinya kami menemukan dinding dengan rumput yang menyusun huruf Allah.. masyaAllah... saya kira awalnya cuma saya yang merasa begitu ternyata kawan-kawan juga menemukannya,,,
saya mengira pendakian telah berakhir.. ternyata belum.. ada satu kawah lagi dan kawah tersebut masih hidup... yeahhh... kami merayapi bebatuan pada dinding gunung... lewat celah-celahnya... hemss... saya.. yang punya keberanian seklumit merasa saat berjalan di puncak itu seolah-olah gunung berjalan... (memang gunung berjalan kan? :D )
menuruni dinding yang melandai itu rasanya alhmdllh bangetsss... nah itu dia kawahnya...
menikmati angin sore di kawah, dan berfikir akan gelap yang menyergap,, saya memutuskan untuk menuruni dinding kawah kedua selagi cahaya matahari masih ada,,, menyungkur sujud di lantai kawah pertama dalam magrib dan isya... dan kembali ketenda dengan bantuan cahaya senter yang kami persiapkan,, rehat dan tidur untuk tenaga yang akan digunakan fajarnya untuk turun gunung...
alhmdllh... hingga tulisan ini dibuat.. berarti perjalanan kami sukses dan selamat... ^-^
Langganan:
Postingan (Atom)