"Satu kerinduan lebih baik dari seribu impian.
satu kesadaran lebih baik dari seribu kerinduan.
satu tindakan lebih baik dari seribu kesadaran.
satu tujuan akhir lebih baik dari seribu tindakan.
satu keikhlasan lebih baik dari seribu tujuan akhir"
(Imam Al Ghazali)
tak dipungkiri kita sebagai insan yang telah diberkahi akal dan rasa yang rupa-rupa, mengalami hal yang satu ini... ya... ia adalah KERINDUAN...
seringkali dada sesak atas rasa yang ingin diungkapkan, tak tahu pada siapa dan bagaimana mengungkapkan. iseng-iseng cari korban (kawan, sanak famili, karib kerabat :D ) tapi ternyata bukan sasaran yang tepat, dan tidak disarankan untuk ikut mengaplikasikannya... :P
dalam kelam tujuan, mungkin kita menyimpulkan bahwa penyelesaian akan sesaknya dada adalah kemuliaan diantara insan-insan lain... dengan mulia ia berharap bisa bahagia dan hilanglah sesak didalam dada.
atau mungkin kita mencari kambing hitam dengan menyalahkan suasana. hingga tak sedikit insan yang perlu pergantian suasana dengan foya-foya yang bagi insan lain malah jadi sumber sesaknya dada karena menguras pundi harta yang tak seberapa....
terbatas ilmu menjadikan kita tak kunjung menemukan penawar sesak dada... naluri insaniah yang meraja tak sanggup menangkap makna... bahwa sebenarnya diri sedang dirundung kerinduan pada yang Haq untuk dirindu... bahwa jiwa hamba meminta ketundukannya pada Sang Pencipta,,, bahwa sesaknya dada meminta tunduknya kepala pada sujud-sujud meminta... bahwa kalbu ini meminta untuk dikembalikan pada fitrahnya... rindu akan kesucian.. rindu akan kebenaran... rindu pada jalan pulang rindu akan kasih Sang Maha Segalanya...
rindu hamba pada Sang penciptanya~~~sebagaimana rindu seorang anak akan ibundanya,,,
sayangnya... banyak aral rintangan yang membuat kita sampai pada titik kesadaran itu...
sedikitnya ilmu... dalam perjalanan pulang agar tak sesat tujuan, ilmu adalah peta. tak adanya peta yang menjelaskan secara spesifik (banyak ilmu) hanya akan mengaburkan tujuan.
kalaupun sampai pada tujuan, waktu yang digunakan jauh dari kata efisien...
padahal kita sebagai insan punya batas waktu yang sma sekali bukan ranahnya untuk diperkirakan....
salah mengartikan kerinduan juga menyebabkan salah mengorientasikan kerinduan,
menyebabkan keterjebakan dalam penawar rindu yang palsu.
mengira yang kita capai, dapat menjadi obat dahaga pembawa segar kebahagiaan..
ternyata tidak sama sekali....
salah meminum obat penawar hanya akan menjauhkan kita dari peka obat yang sebenarnya...
dan tidak seharunya orang diluar diri kita memiliki andil lebih besar dalam diri,
walaupun tak dapat dipungkiri hadir mereka penting bagi kita...
namun tak seharusnya mereka mengambil alih haluan kerinduan kita...
toh mereka juga insan yang merindu... parahnya sie malah suka galau :D
sayangnya... banyak aral rintangan yang membuat kita sampai pada titik kesadaran itu...
sedikitnya ilmu... dalam perjalanan pulang agar tak sesat tujuan, ilmu adalah peta. tak adanya peta yang menjelaskan secara spesifik (banyak ilmu) hanya akan mengaburkan tujuan.
kalaupun sampai pada tujuan, waktu yang digunakan jauh dari kata efisien...
padahal kita sebagai insan punya batas waktu yang sma sekali bukan ranahnya untuk diperkirakan....
salah mengartikan kerinduan juga menyebabkan salah mengorientasikan kerinduan,
menyebabkan keterjebakan dalam penawar rindu yang palsu.
mengira yang kita capai, dapat menjadi obat dahaga pembawa segar kebahagiaan..
ternyata tidak sama sekali....
salah meminum obat penawar hanya akan menjauhkan kita dari peka obat yang sebenarnya...
dan tidak seharunya orang diluar diri kita memiliki andil lebih besar dalam diri,
walaupun tak dapat dipungkiri hadir mereka penting bagi kita...
namun tak seharusnya mereka mengambil alih haluan kerinduan kita...
toh mereka juga insan yang merindu... parahnya sie malah suka galau :D
kalaupun kadang kita merasa menemukan butir penawar rindu yang indah rupawan dalam pandangan... hati-hati sangat perlu... bahwa tak semua hal bisa tampak secara kasat mata... kuncinya adalah mempertajam matahati dan perasaan agar sensor keorisinilan tetap aktif pada masa-masa genting atau biasa...
KERINDUAN itu selalu ada dalam diri kita, pada apa saja.
karena ia adalah harapan, cita-cita, dan impian kita untuk memperoleh atau meraih sesuatu yang baik.
akan tetapi, tidak selamanya kerinduan itu berujung pada keberhasilan yang memberi manfaat...
karena sering kita menambatkannya, kerinduan itu, pada sesuatu yang salah, pada alamat-alamat yang keliru...
sehingga bukan maslahat yang kita dapat, tetapi afsadat yang kita tuai...
(Sultan Hadi)
terakhir... sesak dada atas kerinduan kita mungkin mengharap bahagia sebagai pelipurnya....
sedang kita dihadapkan pada realita bagaimana untuk bisa bahagia...
masih dari Bapak Sultan Hadi, beliau menuliskan dalam tarbawi bahwa
KEBAHAGIAAN adalah keadaan jiwa ketika seseorang mampu melakukan suatu perbuatan yang bernilai dan luhur.
ia merupakan kekuatan batin yang memancarkan ketenangan dan kedamaian,
merupakan karunia Allah swt yang membuat jiwa manjadi lapang dan ceria.
KEBAHAGIAAN adalah kejernihan hati, kebersihan prilaku dan kekuatan ruhani.
ia merupakan karunia Allah swt yang diberikan kepada siapa yang melkukan perbuatan terpuji.
KEBAHAGIAAN adalah rasa ridha yang mendalam dan sikap qona'ah.
ia bukan barang dagangan yang bisa dibeli dipasar oleh orang sekaya apapun,
tetapi merupakan dagangan Allah swt yang ditanamkan dalam
jiwa-jiwa yang terpilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diharapkan masukannya, agar lebih baik lagi ^_^,,