Subhanallah

Subhanallah

Rabu, 10 April 2013

Isa dan konfirmasinya.... Konfirmasi sebelum Justifikasi

Rawamangun, 11 april 2013. 5.45 WIB
pagi ini, alhmdllh masih diberi nikmat kesehatan...
ba'da telpon ibu n bapak.... kangennya terobati....
dan pengen banget denger lagu 'kemesraan'
sambil ketik-ketik dikit... beberapa hal yang terfikirkan dari hari lalu... tentang konfirmasi 'Isa' a.s pada Allah pasal ketuhanan... disebutkan bahwa  ^_^ (mulai serius nih...)
ketika Allah swt bertanya pada Isa "apakah Isa yang mengatakan pada orang-orang bahwa ia dan ibunya ingin dijadikan dua tuhan selain Allah"
maka jawab Isa " Maha Suci Enggak, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hak ku. jika aku telah mengatakan tentu Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. sungguh Engkaulah yang mengetahui segala yang gaib."
isa pun menegaskan bahwa ia tidak mengatakan kecuali apa yang telah diperintahkan yaitu "sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu".
hal diatas termaktub jelas dalam Al Qur'an surah al-maidah: 116-117

didalamnya tersurat adab juga..
yang an tangkep mah adab bertanya perihal manusia... pentingnya konfirmasi sebelum justifikasi...
bahwa Allah selaku yang Maha Tahu sangat menghormati Rasulnya dengan mengkonfirmasinya...
apa lagi kita manusia yang seorang hamba lemah... jikapun terbesit justifikasi di hati... ya mbok jangan sungkan untuk konfirmasi... tentu saja dengan santun... bagaimana menempatkan diri bukan saja sebagai hamba patuh yang tunduk berserah,,,, namun sebagai hamba yang membawa rahmat bagi alam...
semangat pagi.... ^_^ (lama rasanya gak teriak begini... Allahuakbar... )

Jumat, 05 April 2013

sekilas info FSLDK



DEFINISI FSLDK
FSLDK kependekan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan mendapati dua persepsi berbeda. Persepsi pertama, kita memahami FSLDK sebagai jaringan. Sedangkan persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah nasional/daerah yang diadakan secara rutin. Sebenarnya, subjek dan objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK. Akan tetapi perlu dipertegas lagi perbedaannya untuk mencegah ambiguitas.
Persepsi pertama, FSLDK adalah jaringan yang beranggotakan LDK-LDK (bukan orang per orang) se-Indonesia. Sifat keanggotaan FSLDK cukup terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Hal ini dikarenakan salah satu visi FSLDK adalah mengoptimalkan akselerasi dakwah kampus nasional. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua.
Hingga saat ini agenda FSLDK semakin beragam, seperti pendampingan LDK, training manajemen LDK, Simposium Internasional Palestina, penyikapan isu bencana, dan sebagainya. Jika dirangkum, program FSLDK secara garis besar ada dua yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu. Salah satu contoh program ke-LDK-an adalah pendampingan LDK. Kegiatan lain yang pernah dilakukan adalah penyikapan isu seperti RUU APP dan Palestina.
Persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah akbar. Di tingkat nasional, kita mengenal istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN). FSLDKN yang ke-15 diselenggarakan di Unpati, Ambon pada pada tahun 2010. Sedangkan di tingkat daerah, ada juga istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD).
FUNGSI FSLDK
Sebagaimana yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya, agenda pokok FSLDK meliputi dua hal yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu. Dari dua hal tersebut, fungsi FSLDK dapat diturunkan menjadi sebagai berikut.
  1. Sarana perwujudan akselerasi dakwah kampus nasional.
  2. Sarana silaturahim, belajar, dan berbagi pengalaman antar pengurus LDK.
  3. Wadah untuk mewujudkan peran aktif LDK dalam menyikapi permasalahan keumatan.

SEJARAH SINGKAT FSLDK
Awal Berdiri
Cikal bakal lahirnya FS adalah acara yang bernama Saresehan LDK yang diadakan pada tangga 14-15 Ramadhan 1406 atau 24 – 25 Mei 1986 bertempat di UGM, Yogyakarta. Pertemuan itu diikuti oleh 26 peserta utusan 13 kampus se-Jawa, yakni UGM Yogyakarta, IKIP Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Unsoed Purwokerto, UNS Solo, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Indoneisa, IPB Bogor, UIKA Bogor, ITB Bandung, dan beberapa kampus lain.
Peserta pertemuan ini menetapkan adanya pembagian wilayah menjadi tiga, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Masing-masing wilayah dikoordinatori oleh Salman ITB, Jama’ah Shalahuddin UGM, dan UKKI Unair.
Perkembangan FSLDK
Pasca diadakannya pertemuan itu, segenap peserta menyepakati tentang perlunya membina jaringan dan ukhuwah antar-LDK. Sehingga muncullah agenda-agenda susulan sebagai follow up-nya. Agenda-agenda tersebut adalah:
  1. Saresehan LDK kedua
Tanggal                   : 2-4 Januari 1987
Tuan rumah           : Salman ITB
Hasil                        :
-       Salman ITB sebagai koordinator pusat LDK se-Jawa.
-       Diadakan Daurah Dirasah Islamiyah di IPB, Latihan Mujahid Dakwah di Salman ITB.
-       Diterbitkannya lembar komunikasi antar-LDK.
  1. FSLDK III
Tanggal                   : 13-16 September 1987
Tuan rumah           : UKKI Unair Surabaya
Peserta                  : 30 LDK
Hasil                        :
-       Istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) pertama kali digunakan.
-       Penetapan logo FSLDK.
-       Penetapan standar internal LDK dan persamaan langkah LDK.
  1. FSLDK IV
Tanggal                   : 3-6 September 1988
Tuan rumah           : UNS Surakarta
Peserta                  : hadir peninjau dari Unud Denpasar dan Unhas Ujungpandang
Hasil                        :
-       Ide khittah LDK.
-       Penetapan pola komunikasi (Puskompus, Puskomwil, tuan rumah, dan koordinator mantan pusat).
-       Perumusan rancangan oleh tim khusus (selesai Desember 1988).
  1. FSLDKN V
Tanggal                   : 15-19 September 1989
Tuan rumah           : IKIP Malang
Peserta                  : hadir utusan dari Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali
Hasil dari forum ini adalah kesepakatan terhadap rumusan khittah LDK yang disusun oleh tim khusus.
  1. FSLDKN VI
diselenggarakan pada bulan Oktober 1990 di IKOPIN Jatinangor. Hasil yang diperoleh dari pertemuan ini adalah mengalihkan Puskompus dari ITB ke IKIP Malang dan penetapan UNHAS sebagai tuan rumah FS selanjutnya.
  1. FSLDKN VII
Pertemuan FSLDKN VII diselenggarakan pada bulan Desember 1991 di Universitas Hasanudin Makassar.
Selain itu, dihasilkan pembagian wilayah komunikasi FSLDK:
-          Wilayah I mencakup Sumatera, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
-          Wilayah II mencakup Jawa Tengah, DIY dan Kalimantan.
-          Wilayah III mencakup Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT
-          Wilayah IV mencakup Sulawesi, Irian, Maluku dan Timor Timur.
  1. FSLDKN VIII
Pertemuan FSLDKN VIII berlangsung pada tanggal 6-11 September 1993. Pertemuan ini diadakan di kota Semarang. Sebagai tuan rumah adalah BAI Universitas Diponegoro.
  1. FSLDKN IX
Waktu                    : tahun 1995
Tuan rumah           : Unisba Bandung
Penyeragaman khittah yang telah ditetapkan ternyata memunculkan perbedaan pendapat. Adanya khittah tersebut dinilai tidak sesuai dengan kenyataan bahwa kondisi tiap LDK berbeda. Bahkan terkadang perbedaannya cukup jauh. Perbedaan pendapat ini pun mencapai klimaksnya tepat pada FSLDKN IX ini, sehingga peserta forum menyepakati penghapusan khittahLDK. Penghapusan khittah ini dikenal dengan nama Piagam Unisba.
Sehingga dengan adanya piagam tersebut, praktis FSLDK hanya bersifat koordinasi. Dan telah disadari, kondisi dan karakteristik LDK yang beragam ini tidak mungkin diseragamkan. Maka jadilah agenda-agenda FSLDK sekarang hanya berupa rekomendasi tanpa paksaan dengan berlandaskan semangat beramal secara berjama’ah (amal jama’i).
  1. FSLDKN X
Tanggal                   : 25-29 Maret 1998
Tuan rumah           : Universitas Muhammadiyah Malang
Hasil                        :
-       Menetapkan Gamais ITB sebagai Puskomnas.
-       Menetapkan UI Jakarta sebagai tuan rumah FS-Nas XI.
-       Mendeklarasikan berdirinya KAMMI sebagai sayap siyasi dakwah kampus.
  1. FSLDKN XI
Tanggal                   : 20-24 Juli 2000
Tuan rumah           : Universitas Indonesia Depok
Poin penting         :
-       Terjadi lonjakan peserta dibanding FS-Nas sebelumnya, yaitu sekitar 600 LDK.
-       Bahasan tentang jaringan muslimah (jarmus) mulai digulirkan.
-       Menetapkan JMMI ITS sebagai Puskomnas dan FKI Rabbani Unand sebagai OC FS-Nas XII.
  1. FSLDKN XII
Tanggal                   : 25-29 Juli 2002
Tuan rumah           : Universitas Andalas Padang
Hasil                        :
-       Pembentukan Pusat Kajian Syariat Islam Mahasiswa (PKSIM) sebagai wadah untuk mempersiapkan keberterimaan masyarakat terhadap penerapan syariat Islam.
-       Pembentukan Jaringan Mahasiswa Anti Pemurtadan (Jamaat) untuk meng-counter aksi pemurtadan di kampus.
  1. FSLDKN XIII
Tanggal                   : 19-25 Juli 2005
Tuan rumah           : Universitas Mulawarman Samarinda
Hasil                        :
-       Merekomendasikan pembentukan Jamaad dan PKSIM di daerah.
-       Wacana tentang Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi (DKBK).
-       Penggunaan buku SPMN (Standardisasi Pelatihan Manajerial Nasional) sebagai salah satu acuan dalam pendampingan LDK.
  1. FSLDKN XIV
Tanggal                   : Juli-Agustus 2007
Tuan rumah           : Universitas Lampung, Bandar Lampung
Hasil                        :
-         Puskomnas diamanahkan ke UKKI Unair
-         Tuan rumah LDK Al-Ikhwan Unpatti Ambon
  1. FSLDKN XV
Tanggal                   : 2010
Tuan Rumah          : LDK AL-Ikhwan Unpatti Ambon
Hasil                        :
- Menetapkan UKM Birohmah Unila sebagai Puskomnas dan Gamais ITB sebagai OC FSLDKN XVI.
- dikenal dan di resmikannya pertama kali FSLDK Indonesia

Kerinduan Yang Salah Alamat


"Satu kerinduan lebih baik dari seribu impian.
satu kesadaran lebih baik dari seribu kerinduan.
satu tindakan lebih baik dari seribu kesadaran.
satu tujuan akhir lebih baik dari seribu tindakan.
satu keikhlasan lebih baik dari seribu tujuan akhir"
(Imam Al Ghazali)

tak dipungkiri kita sebagai insan yang telah diberkahi akal dan rasa yang rupa-rupa, mengalami hal yang satu ini... ya... ia adalah KERINDUAN...
seringkali dada sesak atas rasa yang ingin diungkapkan, tak tahu pada siapa dan bagaimana mengungkapkan. iseng-iseng cari korban (kawan, sanak famili, karib kerabat :D ) tapi ternyata bukan sasaran yang tepat, dan tidak disarankan untuk ikut mengaplikasikannya... :P

dalam kelam tujuan, mungkin kita menyimpulkan bahwa penyelesaian akan sesaknya dada adalah kemuliaan diantara insan-insan lain... dengan mulia ia berharap bisa bahagia dan hilanglah sesak didalam dada.

atau mungkin kita mencari kambing hitam dengan menyalahkan suasana. hingga tak sedikit insan yang perlu pergantian suasana dengan foya-foya yang bagi insan lain malah jadi sumber sesaknya dada karena menguras pundi harta yang tak seberapa....

terbatas ilmu menjadikan kita tak kunjung menemukan penawar sesak dada... naluri insaniah yang meraja tak sanggup menangkap makna... bahwa sebenarnya diri sedang dirundung kerinduan pada yang Haq untuk dirindu... bahwa jiwa hamba meminta ketundukannya pada Sang Pencipta,,, bahwa sesaknya dada meminta tunduknya kepala pada sujud-sujud meminta... bahwa kalbu ini meminta untuk dikembalikan pada fitrahnya... rindu akan kesucian.. rindu akan kebenaran... rindu pada jalan pulang rindu  akan kasih Sang Maha Segalanya...
rindu hamba pada Sang penciptanya~~~sebagaimana rindu seorang anak akan ibundanya,,,

sayangnya... banyak aral rintangan yang membuat kita sampai pada titik kesadaran itu...

sedikitnya ilmu... dalam perjalanan pulang agar tak sesat tujuan, ilmu adalah peta. tak adanya peta yang menjelaskan secara spesifik (banyak ilmu) hanya akan mengaburkan tujuan.
kalaupun sampai pada tujuan, waktu yang digunakan jauh dari kata efisien...
padahal kita sebagai insan punya batas waktu yang sma sekali bukan ranahnya untuk diperkirakan....

salah mengartikan kerinduan juga menyebabkan salah mengorientasikan kerinduan,
menyebabkan keterjebakan dalam penawar rindu yang palsu.
mengira yang kita capai, dapat menjadi obat dahaga pembawa segar kebahagiaan..
ternyata tidak sama sekali....

salah meminum obat penawar hanya akan menjauhkan kita dari peka obat yang sebenarnya...
dan tidak seharunya orang diluar diri kita memiliki andil lebih besar dalam diri,
walaupun tak dapat dipungkiri hadir mereka penting bagi kita...
namun tak seharusnya mereka mengambil alih haluan kerinduan kita...
toh mereka juga insan yang merindu... parahnya sie malah suka galau :D



kalaupun kadang kita merasa menemukan butir penawar rindu yang indah rupawan dalam pandangan... hati-hati sangat perlu... bahwa tak semua hal bisa tampak secara kasat mata... kuncinya adalah mempertajam matahati dan perasaan agar sensor keorisinilan tetap aktif pada masa-masa genting atau biasa...

KERINDUAN itu selalu ada dalam diri kita, pada apa saja.
karena ia adalah harapan, cita-cita, dan impian kita untuk memperoleh atau meraih sesuatu yang baik.
akan tetapi, tidak selamanya kerinduan itu berujung pada keberhasilan yang memberi manfaat...
karena sering kita menambatkannya, kerinduan itu, pada sesuatu yang salah, pada alamat-alamat yang keliru...
sehingga bukan maslahat yang kita dapat, tetapi afsadat yang kita tuai...
(Sultan Hadi)


terakhir... sesak dada atas kerinduan kita mungkin mengharap bahagia sebagai pelipurnya....
sedang kita dihadapkan pada realita bagaimana untuk bisa bahagia...
masih dari Bapak Sultan Hadi, beliau menuliskan dalam tarbawi bahwa
KEBAHAGIAAN adalah keadaan jiwa ketika seseorang mampu melakukan suatu perbuatan yang bernilai dan luhur.
ia merupakan kekuatan batin yang memancarkan ketenangan dan kedamaian,
merupakan karunia Allah swt yang membuat jiwa manjadi lapang dan ceria.
KEBAHAGIAAN adalah kejernihan hati, kebersihan prilaku dan kekuatan ruhani.
ia merupakan karunia Allah swt yang diberikan kepada siapa yang melkukan perbuatan terpuji.
KEBAHAGIAAN adalah rasa ridha yang mendalam dan sikap qona'ah.
ia bukan barang dagangan yang bisa dibeli dipasar oleh orang sekaya apapun,
tetapi merupakan dagangan Allah swt yang ditanamkan dalam
jiwa-jiwa yang terpilih.